Sanninnotabi's Blog

The Begininning: It’s Japan, Baby!

Posted on: May 14, 2011

Setelah satu tahun berlalu, saudara-saudara, akhirnya saya memutuskan untuk mulai menulis mengenai perjalanan saya dan dua orang sahabat saya ke Jepang pada Februari 2010 lalu.

Bagi saya, dan mungkin juga bagi dua orang sahabat saya,  perjalanan itu adalah perjalanan paling rempong, heboh, namun menyenangkan.

Kami bertiga adalah teman seumuran yang mulai merasakan dunia kerja setelah lulus kuliah di waktu yang hampir berbarengan. Keinginan untuk pergi ke Jepang sendiri tumbuh karena keinginan kami untuk menonton konser salah satu dari grup musik favorit kami yang berasal dari negeri sakura. Kami telah menonton beberapa DVD konser mereka dan terkagum-kagum, oleh karena nya kami bercita cita untuk suatu saat bisa ke sana untuk nonton konser, selain juga untuk liburan.

Saya waktu itu baru diterima kerja, dan kantornya di bilangan Bundaran HI. Karena dekat dengan stasiun Sudirman, saya jadi lebih memilih naik kereta untuk pulang ke rumah saya di Depok. Karena selain nyaman, di kereta itu juga ada dua sahabat saya ini. Yang satu kerja di bilangan Sarinah, sementara yang satu lagi kerja satu gedung dengan saya, namun beda kantor. Jadilah kami selalu bertemu di gerbong yang sama dan banyak ngobrol.

Dari sini lah mungkin, tekad kami semakin bulat untuk mengumpulkan uang untuk ke Jepang. Dan akhirnya hari itu pun tiba. 6 Februari 2010. Tiket dan visa sudah di tangan. Jadilah kami berangkat ke sana 😀

The Flight

We took Chathay Pacific yang waktu itu kebetulan sedang ada diskon, dan jadi lebih murah dibandingkan Malaysian Airline dan Japan Airline, yang ketika itu juga kami survey harganya. Saya masih ingat waktu itu ketika melihat kedua teman saya muncul dengan muka sangat cerah di bandara. Believe it or not, kami diantar kedua orang tua kami masing2, berasa mao naik haji aje~. Mungkin karena mereka  juga takjub, bahwa ternyata 3 anak perempuan ini yang sudah satu tahun ini ribet mempersiapkan keberangkatan ini akhirnya beneran berangkat. Bangga bo! hehe

Kami pun check in, menuju ruang tunggu bandara. Ketika semua duduk di ruang tunggu, kami pun senyum2. Semua mikir “Kita tuh jadi juga ya, liburan ke jepang”, sambil senyum-senyum mengunyah biskuit untuk pengganjal perut waktu itu. Pesawatnya jam 9. Kami yang rumahnya di cibubur dan depok ini harus berangkat habis subuh dari rumah agar bisa sampai bandara jam 7 pagi. Tapi yang namanya mau liburan, ngantuk-ngantuk juga bawaannya sumringah^^

Nah, sampai di pesawat, dua teman saya dapet bagian bangku yang window n isle, sementara saya sendiri di bangku deretan tengah. Ketika kami sudah selesai merapikan duduk kami, tiba tiba serombongan anak anak ababil (abg labil) yang berbahasa dengan aksen cincha laura, speaking english campur indonesia, karena di sini becheck and gak ada ojyek, duduk di belakang kita. Saya dan temen saya langsung liat liatan, tapi gak komen apa apa. Sepanjang perjalanan, ya namanya juga para ababil ya bo ya, ngobrol dong ya bo ya, pake speaking2 english aja getooh~ Nampaknya mereka mau ikutan kanferesn getoh di Boston, USA. Jadilah lah mereka mereka para ababil ini jadi bahasan kita ketika kita transit di Hong Kong^^

It’s Japan, Beibeh!!

Saya duduk di window seat dari perjalanan Hongkong ke Narita. Teman saya yang satu duduk di sebelah saya, sementara yang satu lagi di window seat di depan saya.

Di penerbangan ini, kami dapat bonus. Tau apa? Tidak seperti penerbangan Jakarta-Hong Kong yang dipenuhi mbak mbak pramugari seliweran, penerbangan yang ini cuma di handle sama 3 pramugara. 1 orang menghandle bagian business class, dan 2 orang menghandle economy class. Dari awal naik, keliatan banget bahwa mas mas (kok “mas-mas”, orang hong kong dia… tapi kalo kita panggil engkoh juga gak cucok. jadi balik ke mas-mas aja lah ya bo ya), si mas-mas yang di barisan gini perhatian getoh orangnyaaa (ketularan geng ababil Boston~). “Do you want blanket, madam?”, tanyanya. Saya dan temen saya kaget, tapi diam diam, kami terseponah, tapi kami belom bilang satu sama lain, sok jaim, biasa~.

Nah, datangnya si mas itu lagi, memberi kami kacang dan jus apel. Habis dia lewat, saya bilang ke temen saya, “Lucu juga ya bo”. Temen saya langsung nyengir, “gw udah nyadar gitu dari tadi”. Sehabis itu, kami terus-terusan mengomentari pergerakan si mas-mas itu. Dia tuh tipe tipe, yang kalo di film Cina yang tayang di TV, yang judulnya Tembang Cinta, siar sore sore di Indosiar di jaman baheula, dia ramah2 nya kayak karakternya Du Pei. Jadilah kita menamainya Du Pei. (SMP banget gak sih, ngasih2 nama samaran ke orang yang disuka, biar gak ketauan). Terus, yang temen pramugaranya di ujung situ, tipe tipe lean body, muka serius, kacamata frame  tebel, pake baju a la butler, tapi pak dia senyum, haiya haiya, klepek klepek lah kita kita para wanita ini!!

Saya dan temen saya udah kayak orang mabuk jus apel, terus terusan jadi komentator kayak nonton sepakbola yang ngomong gak berenti, jeda nya cuma ketawa tertahan a la biang gosip. Selama setengah jam. Setelah capek, ajaibnya kita tidur nyenyak. Mabuk beneran saya rasa.

Ketika window di luar saya sudah gelap, saya mulai merasa dingin, karena waktu itu Jepang memang sedang musim dingin, suhu sekita 10-8 derajat di daratan, kalau di udara bisa sampe -50 derajat. Saya langsung pakai jaket saya, dan kelihatan di layar di depan bangku saya bahwa kami sudah ada di atas Kagoshima. Langsung saya colek dua teman saya, bilang bahwa kita sudah sebentar lagi mendarat. ^^

(tbc)

Leave a comment